Dunia hayal MOMO

Mari masuki dunia hayal MOMO !!!

BAB II
SHOCKING MOMENT
Dikantor Polisi seorang utusan dari ayah Karina menyerahkan sejumlah uang tebusan pada polisi untuk membebaskan Karina dan teman – temannya. Ketika hendak bicara, Karina mengangkat tangannya 10 senti di depan mulut polisi tersebut.

“Tunggu pak, saya tahu apa yang mau bapak bicarakan”. Maka Karinapun langsung mengucapkan kalimat yang sudah berpuluh – puluh kali digunakan polisi itu untuk menasehati Karina yang sayangnya sama sekali tidak ada perubahan baik dalam huruf, kata maupun kalimatnya.

Setelah Karina menyelesaikan kalimatnya,polisi itu hanya geleng – geleng dan menghela nafas merasa malu sendiri atas ketidakkreatifannya dalam menyusun nasehat. Kemudian mempersilakan Karina pergi.

***
Sesampainya di rumah Karina menemukan ayahnya sedang memberi makan ikan di aquarium. Karinapun langsung menghampiri ayahnya dan mengetuk – ngetuk kaca aquarium untuk memberi perhatian ikan – ikan di dalamnya.

“Ada yang ingin ayah bicarakan padamu Karina.”

“Apa ayah?”

“Ayah berhenti jadi mafia”

Karina masih mengetuk – ngetuk aquarium sebelum dia menyadari sesuatu dan berpaling menatap ayahnya. “APA?!”

“kamu budeg ya?ayah bilang ayah berhenti.”

“Iya, Karina tahu tapi kenapa?!”. Ujar Karin sewot.

“Ayah sudah bertobat. Akhir – akhir ini ayah selalu bermimpi mendiang ibumu mendatangi ayah dan membujuk ayah untuk segera berhenti dari pekerjaan ayah. Ia juga memperlihatkan neraka yang kata ibumu akan menjadi resort ayah kelak jika menuyusul ibumu nanti.” Ayah bergidig.”Ibumu itu dari dia hidup sampai di liang lahat masih saja suka menakut nakuti ayah. Dari pada terus dihantui mimpi itu, maka ayah memutuskan untuk tidak lagi menjadi seorang mafia.” Ia menaruh makanan ikan di laci yang terletak di bawah akuarium kemudian memandangi ikan – ikan yang asyik berenang.

“Aneh sekian tahun malang melintang di dunia kriminalitas, tiba – tiba bertobat hanya karena mimpi.”

“Pikiran manusia tidak bisa ditebak anakku.” Katanya sok bijak.”O ya! Ada satu lagi, minggu depan kamu akan pindah ke sekolah barumu.”

“Apa?!Karina gak mau!”

“Harus. Sekolah itu bukan sekolah yang baik buat mu berada dilingkungan anak – anak Bengal seperti itu akan menjadikan masa depanmu seperti ayah.”

“Kenapa ayah yang bertobat Karina harus mengikuti jejak ayah.Lagi pula ayah kan alumnus SMA Teladan dan ayah yang memasukan Karin di sekolah itu dengan harapan agar Karina bisa meneruskan usaha mafia ayah.Ayah sendirikan yang mendidik Karin seperti ini?”

“Karena itulah ayah memindahkanmu. Sekolah itu…memang dipenuhi anak – anak yang berpotensi memenuhi sel penjara, tidak ada aturan dan siswa – siswi yang sok berkuasa bahkan para gurupun di buat ketakutan sehingga tidak menjalankan fungsinya dengan benar.” Ia mengenang saat – saat SMA dulu ketika mengejar – ngejar guru yang memberinya nlai nol besar dengan sebatang kayu. “Tapi sekarang ayah memutuskan untuk tidak merusak masa depanmu dan mengarahkanmu untuk bisa hidup lebih baik dan aman seperti remaja lainnya.”

“Ayah tidak bisa memaksaku aku tidak ingin pindah dari sekolah itu hanya karena mengikuti pertobatan ayah.”

“Ya…ayah bisa memaksamu.”

“Oyeah?coba lakukan.”Karina menatap sang ayah dengan pandangan menantang.

“Hmm…Pertama – tama ayah akan mencabut uang sakumu. Ya…ya ayah tahu kamu akan memalak orang lain ” Ia menambahkan setelah memandang ekspresi meremehkan Karina. “Lalu ayah akan menyita semua benda – benda kesayanganmu seperti motor dan handphonemu.” Karina tersenyum kecil menandakan ancaman ini tidak dapat memaksanya untuk pindah dari SMA Teladan. “Kau bisa mengatasinya.” Ujar ayah lemah. Ia berpikir keras. “ Ayah …AYAH TIDAK AKAN MEMBUATKAN MU OPOR AYAM SELAMA KAU BERSEKOLAH DISANA !!.” Teriaknya cepat.

“JANGAN!” Seru Karina. Kali ni ancamannya berhasil opor ayam adalah makanan kegemarannya dan tidak ada opor ayam yang lebih nikmat selain opor ayam ala Pak Hero yang tidak lain adalah ayahnya. Karina akhirnya menyerah, membayangkan hidup tanpa opor ayam buatan ayahnya rupanya membuat Karina lebih menderita di bandingkan hidup tanpa uang dan barang – barang berharganya.

“Oke , Karin turuti kemauan ayah.” Katanya lesu. “Tapi jangan harap Karin mau berubah seperti yang ayah kehendaki.”

Pak Hero tersenyum puas dia tak menyangka untuk pertama kalinya ia berhasil membuat anaknya takluk.Thanx opor ayam!

“Dimana ayah akan menaruhku?”

“Ayah akan menyekolahkanmu di SMA Nusa Bangsa.”

Karina kembali memandang ikan ia sepertinya pernah mendengar tentang SMA itu…
“Ayah sekolah itukan hanya ditempati anak – anak penggila buku.”

“Lebih tepatnya anak – anak yang berpendidikan.”

“Oyeah?! Lalu bagaimana aku bisa masuk ke sekolah itu? Aku ragu kepala sekolahnya akan senang hati menerimaku dengan sekolah dan latar belakangku sebagai calon penghuni sel”.

“Yah…dengan sedikit kekuasaan ayah tentunya.” Rona merah bersemu di pipi ayah saat mengatakannya.

“Cih ..! Bagaimana bisa ayah menyebut diri ayah sudah bertobat. Pasti ayah mengancam kepala sekolah itu beserta keluarganya sehingga mau menuruti kehendak ayah untuk memasukanku.”

“Yah…Untuk hal ini sih pengecualian.” Ujarnya sambil berlalu pergi.

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut